Puisi dalam Lemari
Kuingat surat cintaku yang pertama untukmu Kau hadir sebagai penerima dihadapku Entah apa yang menahannya sampai surat itu tertahan sampai 14 hari kubersamamu. Puisi ini bisa jadi demikian adanya Tersimpan di lemari draft sampai ku sanggup menyelesaikannya . .. Amarah bisa jadi meledak Akhirnya Air mata mengalir Bisa jadi.... Karena tak selamanya air tenang Ada riak bahkan gelombang Suatu hari mungkin kita melewati hal itu… Ketika berlayar bersama dalam suatu bahtera Dan datang memelukmu dari belakang Menumpahkan segalanya dipunggungmu Dan jika sudah reda, Izinkan aku bersandar di dadamu Dan izinkan aku memelukmu, erat... Agar amarahmu reda. Kelak.... Tapi kini… Aku telah ada dipelukanmu Membicarakan mimpi-mimpi kita Membicarakan tingkah konyol kita dimasa lalu Mendengarkanku menjabarkan mimpiku Atau seperti hari itu ketika kumenenggelamkan wajahku di pelukanmu Malu..merona pipiku karena pikirku yang liar padamu Kaupun mengangkat daguku agar kuberani menatapmu Itupun hanya sedetik Dan